NewYorkarto bisa disebut penggabungan ataupun plesetan dari kedua nama kota berikut: New York dan Yogyakarta. Gagasan di balik NewYorkarto mencerminkan relasi antara kedua kota tersebut melalui musik hip hop. Seperti yang disampaikan Elizabeth Inandiak dalam film dokumenter Hiphopdiningrat (2010), semangat inisial hip hop ala Bronx hidup dalam lagu-lagu hip hop berbahasa Jawa yang kerap dibawakanm Jogja Hip Hop Foundation (JHF). Selain itu, NewYorkarto juga bertujuan untuk menekankan kualitas aransemen dan kekuatan lirik JHF.
NewYorkarto adalah konser restropektif perjalanan JHF dari panggungpanggung di tengah kampung di kota asalnya Yogyakarta hingga ke ibu kota kelahiran hip-hop; New York (AS). Konser ini akan menghadirkan repertoar lagu-lagu JHF yang digubah ulang oleh Djaduk Ferianto dan Kua Etnika, serta dikemas dalam narasi besar yang dirancang oleh seorang dalang wayang kulit, Catur Kuncoro. Lagu-lagu hip hop dalam NewYorkarto hadir dengan iringan ensambel gamelan dan orkestra string; sementara dalang hadir dengan wayang kulit, tokoh ciptaannya, wayang JHF rancangan Indieguerillas, dan juga kolaborasi multimedia dengan sutradara dan editor film Chandra Hutagaol. Sebagai kejutan, beberapa nomor juga dikolaborasikan dengan sejumlah musisi dan penari yang sering berkolaborasi dengan JHF.
NewYorkarto diinisiasi JHF menjelang satu dekade mereka berdiri. Bermula dari 2003, JHF kini menjadi kelompok musik hip hop berbahasa Jawa yang unik dengan basis fans kuat. Lagu Jogja Istimewa sudah bak mars resmi warga Yogyakarta dan juga diputar di Kraton. Merefleksikan semangat kota di mana tradisi berjalan berdampingan dengan modernitas, JHF adalah kelompok hip hop Indonesia pertama yang diundang konser eksklusif di New York, Amerika Serikat (2011).