Lakon Sri Eng Tay adalah sebuah upaya memadukan beragam warisan budaya Tionghoa ke dalam pertunjukan yang bisa merefleksikan persoalan kekinian. Mengisahkan tentang dunia persilatan atau dunia Kang-Ouw yang terinspirasi dari ragam cerita silat sebagaimana dalam karya-karya Kho Ping Ho, Chin Yung, Khu Lung dan lain-lain, yang dipadukan dengan cerita legendaris Sam Pek Eng Tay dan seni bela diri Wushu.
Lakon Sri Eng Tay dimulai dengan suasana duka dan gelisah sebuah perguruan silat bernama “Go Bin Pai”, sebuah perguruan silat yang seluruh anggotanya adalah perempuan. Suasana sedih dan gelisah terjadi karena mendengar kabar munculnya seorang pendekar yang akan membunuh suhu mereka. Ada dendam lama yang muncul kembali dan ingin menuntut balas. Dunia Kang-Ouw semakin gempar. Sebab pendekar itu bukan pendekar sembarangan. Dia dikabarkan telah berhasil merenggut banyak nyawa para pendekar hebat.
Seluruh anggota perguruan bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, termasuk apabila suhu atau guru besar mereka akhirnya tewas. Bahkan sebelum suhu mereka benar-benar tewas, para murid telah menyiapkan upacara kematiannya. Tentu saja murid-murid juga membicarakan, apabila guru besar mereka tewas, siapa yang akan menjadi penggantinya. Ancang-ancang ini berkembang menjadi suatu perebutan. Intrik dalam perguruan itu pun semakin menggelisahkan, karena sang suhu belum juga mewariskan jurus pamungkas.
Sang Suhu menegaskan: jurus pamungkas itu hanya akan diwariskan kepada Eng Tay. Jurus itu memang hanya bisa dimainkan oleh perempuan. Bila dipelajari oleh lelaki, maka lelaki itu akan menjadi “keperempuan-perempuanan”.
Persoalannya, Eng Tay sudah lama pergi dari perguruan itu. Tak jelas kemana Eng Tay pergi. Mungkin sedang berguru menuntut ilmu pada guru yang lain. Tapi kabarnya Eng Tay sudah mati terbunuh. Tak jelas kebenarannya. Rupanya semua itu adalah siasat para pendekar untuk menjadi Pendekar Nomor Wahid di dunia persilatan, yang membuat banyak perguruan silat berkumpul dan menghimpun kekuatan masing-masing. Ada perkumpulan bernama Perkumpulan Pendekar Pengemis Sakti, ada Perkumpulan Pendekar Rajawali Mabuk, dan perhimpunan perkumpulan pendekar lainnya. Pada saatnya pendekar yang misterius itu muncul dan pertarungan besar pun terjadi. Siapakah yang memenangkan pertarungan?
Tim Kreatif: Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Bre Redana, Djaduk Ferianto
Tim Artistik: Ong Hari Wahyu
Pemusik: Jakarta Street Music
Pendukung: Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Yu Ningsih, Trio Gam (Gareng, Joned, Wisben), Henky Solaiman, Hans Huang, Alena Wu, Febrianti Nadira, Flora Simatupang, Fitri Wahab, Vivi Yip, Mira Rompas, Bulgari (Kelompok Wushu Jakarta).
Harga Tiket :
PLATINUM | VVIP | VIP | BALKON |
Rp 500.000 | Rp 300.000 | Rp 200.000 | Rp 100.000 |
Pemesanan tiket:
0838-9971-5725, 0856-9345-7788, 0813-1163-0001