Bumi semakin menua. Manusia yang menghuninya pun semakin mengalami perubahan. Evolusi tidak hanya terjadi pada masalah fisik, tapi juga masalah sikap. Ketika dulu murid-murid sekolah langsung mendapatkan hukuman keras dari guru ketika membolos atau mencontek, kini tawuran yang sampai memakan korban nyawa pun sangsi yang diberikan setengah hati.
Begitu pula dengan definisi pencuri. Sejarah mencatat berbagai macam perubahan pandangan masyarakan seputar maling atau pencuri. Di era kerajaan Inggris abad pertengahan, cerita Robin Hood menjadikan profesi maling yang dia lakukan justru menjadi simbol perlawanan masyarakat kecil pada kerajaan. Tingginya pajak yang diraup gereja dan kerajaan dari masyarakat yang sudah miskin, mendorong Robin Hood untuk melakukan aksi pencurian yang kemudian hasil tersebut diberikan kembali pada masyarakat.
Dalam lakon Maling Kondang ini, pemberian kepada masyarakat justru dijadikan legitimasi atau pembenaran dalam setiap aksi korupsi yang dia lakukan. Bahkan ia membangun ketenaran dan popularitas dengan uang hasil korupsi. Si tokoh Malin malah membangun patung danmonumen dirinya. Ia ingin menjadi kondang dari cara yang tidak halal. Atas nama popularitas pula,Malin mati-matian menyanggah pertanyaan ibunya apakah ia melakukan korupsi atau tidak. Ia melakukan segala cara untuk berbohong. Ini pula yang terjadi pada semua koruptor atau calon koruptor di negeri ini. Mereka bisa tetap tampak terhormat dengan melakukan kebohongan. Saat dihadapkan di pengadilan pun, mereka akan amnesia atau membangun karakter lainnya demi menyimpan rapat-rapat aksi korupsi mereka. Mereka membangun lapisan realita yang hanya bermain di benak mereka sendiri, sementara kenyataan yang diketahui masyarakat berkata lain.
Tak lelah Indonesia Kita hampir selalu mengangkat atau menyelipkan isu korupsi karena memang inilah yang masih menjadi masalah besar bangsa ini. Begitu latennya bahaya korupsi sehingga semakin hari, para pelakunya seolah membangun evolusi pandangan yang menilai bahwa tindakan mereka tidak ada salahnya. Toh hasilnya untuk daerahku, toh hasil korupsi yang dilakukan untuk membantu orang miskin. Semua itu menjadi pembenaran dan legitimasi tindakan yang jelas-jelas salah. Seorang koruptor bukanlah Robin Hood. Maling Kondang bukanlah Robin Hood. Robin Hood tidak membangun kehormatan atau ingin dipuja-puja oleh masyarakat dengan aksi pencuriannya. Ia tidak mengambil kekayaan sepeser pun dari hasil pencuriannya. Ia mengembalikan apa yang menjadi milik masyarakat.