Nun jauh di Cinere, di bawah rindangnya pohon dan di antara angin semilir, Ceu Emi menggelar pameran kuliner Sunda dengan cantiknya. Pagelaran spektakuler yang patut dicontoh seluruh restoran bermerk “sunda” yang banyak menampilkan masakan secara ugal-ugalan. Lihat saja lalapan hijau menggunung bagaikan hutan belum tersentuh HPH. Daun pohpohan, kemangi dan timun segar menggoda. Di sampingnya ikan mas goreng berukuran sedang berwarna keemasan, dengan remah-remah gorengan bertaburan. Sambal yang kontras melengkapi tahu, tempe dan sepanci cumi gendut berwarna kuning. Ah, terlalu panjang kalau harus menyebut seluruh komponen penyusun menu di warung ini.
Sambil menunggu diambilkan nasi dan teh hangat, Anda bisa mencoba sensasi paduan timun dengan kerupuk aci putih. Ini adalah appetizer yang sulit dimengerti orang-orang yang tak punya dasar budaya Sunda. Sebelah tangan memegang sebatang timun mentah segar, dan di tangan lain sebuah kerupuk aci putih renyah yang baru diambil dari blek berjendela kaca. Digigit bergantian dan dinikmati sensasi teksturnya. Timun yang segar, renyah padat tapi berair disusul dengan kerupuk yang gurih, sedikit asin dan renyah berrongga. Sambil menghabiskan paduan aneh ini, anda bisa mulai menyusun strategi lauk mana yang akan menemani makan siang anda.
Ikan mas goreng yang tumpukannya menjulang di sana-sini memang menjadi bintang utama di sini. Ikan mas digoreng agak kering sehingga duri-durinya sudah tidak mengganggu kenyamanan makan, tapi belum berubah menjadi “keripik ikan”. Rasanya gurih maksimal, dengan alas rasa asin yang tepat. Harumnya bawang putih tercium di setiap kunyahan, bersih, bebas bau tanah yang menyebalkan. Pemilihan ukuran ikan mas yang tepat, kira-kira sepanjang telapak tangan, membuat bumbunya meresap sempurna. Percikan bumbu yang ikut tergoreng menjadi remah-remah gurih yang sedap sekali diaduk dengan nasi putih pulen dan sambal. Tahan godaan untuk berbagi, di sini seekor ikan hanya untuk Anda sendiri.
Kalau Anda tidak tahan dan tetap ingin berbagi, ada pepes ikan mas dan pepes telur ikan untuk dimakan bersama. Ukurannya cukup untuk dinikmati berdua. Pepes ikannya lembut dengan bumbu yang sangat berani. Lupakan pepes ikan sok-minimalis ala restoran Sunda jadi-jadian lainnya, di sini bumbunya maksimalis! Selain komplit, jumlahnya pun sampai menutupi sebagian besar badan ikan. Setelah itu pepes dimasak cukup lama sampai seluruh jiwa dari bumbu meresap sempurna. Hasilnya adalah pepes yang harum, legit dan pulen sekaligus gurih.
Pepes telur ikannya cocok untuk Anda yang pernah punya pengalaman traumatis dengan duri ikan. Meskipun duri dalam pepes ikan cukup lembut dan akan hancur ketika dikunyah, pepes telur pasti lebih aman. Seluruh pesona pepes ikan terjiplak sempurna di pepes telur ikannya, dengan tambahan tekstur berbulir-bulir khas telur ikan.
Yang perlu dapat catatan khusus adalah cumi bumbu kuningnya. Cumi putih gendut ukuran besar dimasak serupa semur dengan kuah berbasis kunyit dan kecap manis tipis. Cumi yang digunakan cukup segar, mengingat warung ini berada lebih dari 30 kilometer dari laut terdekat. Masakan sederhana ini jadi semakin menarik ketika diaduk dengan nasi dan pecahan kerupuk aci putih. Tekstur cumi yang kenyal lembut seolah beradu dengan kerupuk renyah yang mulai layu tersiram kuah. Yang agak mengherankan di Ceu Emi adalah masakan berbasis daging dan ayam ternyata tak bisa tampil semantap ikan mas-nya. Sekali lagi, tahan godaan dan tetapkan hati pada ikan mas.