Harapan baru muncul ketika seorang Presiden dari Minang muncul. Ia memenangkan pemilihan, karena dicintai rakyat. Ia memang dikenal jujur dan sederhana. Tapi persoalan dalam politik rupanya tidak sesederhana yang ia sangka, karena ia dikelilingi bermacam kepentingan. Para staf kabinet, para menteri, dan birokrat yang ada disekitarnya, ternyata membawa kepentingannya masing-masing
Pada suatu kesempatan, Presiden ini pulang kampung. Karena ingin bertemu ibunya. Ia disambut meriah, semua bangga, tetapi ibunya menyambut dengan biasa dan sederhana. “Saya sudah jadi Presiden, mak” katanya. Ah, jadi sekarang gelarmu Presiden? Mestinya kalau gelar itu ya mesti panjang, jangan cuma Presiden. Apa hebatnya kalau cuman bergelar Presiden, mestinya kau bergelar Datuk Bagindo Presiden. Sejak itulah ia dikenal dengan gelarnya itu.
Saat pulang kampung itulah, Datuk Bagindo Presiden mulai melihat banyak kenyataan pahit, kampungnya yang masih terbelakang, kemiskinan dan banyak persoalan sosial. Ternyata, selama ini, program yang dijalankan tidak pernah berhasil karena selalu diselewengkan oleh bawahannya. Maka Presiden pun tak sekedar blusukan, tapi menyamar seperti dulu yang dilakukan Khalifah Umar Bin Khatab: datang langsung ke rakyatnya, menanyakan persoalan hidup mereka, lalu menyelesaikannya. Semua itu dilakukan dengan menyamar.
Apa yang dilakukan Datuk Bagindo Presiden mencemaskan orang-orang disekelilingnya yang korup. Mereka pun berusaha menghentikan kegiatan menyamar itu, melakukan banyak intrik, agar kegiatan menyamar itu tidak berhasil membantu rakyat. Mampukah seorang yang jujur dan punya niat tulus seperti Datuk Bagindo Presiden berada di tengah-tengah lingkungan yang korup? itulah pertanyaan dasar dari pertunjukan ini, yang mencoba memotret perjuangan moral di tengah sistem dan lingkungan yang telah sedemikian korup.
Pementasan “Datuk Bagindo Presiden” akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Jumat s/d Sabtu, 28-29 Agustus 2015, mulai pukul. 20.00 WIB.
Tim Kreatif: Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Bro Redana
Penata Musik: Yaser Arafat
Penata Tari: Alfyanto Wajiwa
Pemain: Lukman Sardi, Nirina Zubir, Ian Antono, Jajang C. Noer, Cak Lontong, Akbar, Trio GAM, Buset, M. Fadhli Wayoik, Titis Silvia, Tomy Bollin, Rancak Voice, Sa’andiko
Harga Tiket :
PLATINUM | VVIP | VIP | BALKON |
Rp 500.000 | Rp 300.000 | Rp 200.000 | Rp 100.000 |
Pemesanan tiket:
Hotline reservasi: 0838-9971-5725, 0856-9345-7788
Taman Ismail Marzuki: 0813-1935-1935, 0815-1935-1935, 0857-1935-1935