Lahir di Yogyakarta 21 November 1961, Butet Kartaredjasa merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara keluarga seniman almarhum Bagong Kussudiardja. Sang ayah diakuinya sebagai sosok yang telah memberikan atmosfer kesenian sejak awal di keluarga. Sejak kecil pun ia sudah terbiasa menonton ketoprak di Tobong dan membatik. Butet dikenal sebagai seniman yang menekuni lintas seni dan memiliki banyak talenta. Tahun 1978-1992 ia menjadi sketser (penggambar vignet) dan penulis freelance untuk liputan masalah-masalah sosial budaya untuk media-media lokal maupun nasional: Kedaulatan Rakyat, Bernas, Kompas, Mutiara, Sinar Harapan, Hai, Merdeka, Topik, Zaman, dan lain-lain. Sampai sekarang Butet Kartaredjasa masih aktif menulis esai budaya atau kolom (tentang masalah sosial budaya) di berbagai media massa cetak nasional. Dunia teater pun ikut dieksplorasi. Pengalaman di bidang teater di antaranya: Teater Kita- Kita (1977), Teater SSRI (1978-1981), Sanggarbambu (1978- 1981), Teater Dinasti (1982-1985), Teater Gandrik (1985-sekarang), Komunitas Pak Kanjeng (1993-1994), Teater Paku (1994) dan Komunitas seni Kua Etnika (1995-sekarang). Butet juga tersohor sebagai aktor monolog dan bermain berbagai peran di berbagai pertunjukan komunitas teater lainnya, sinetron bahkan dunia film.

Butet Kartaredjasa adalah motor dan salah satu penggagas program Indonesia Kita yang telah berpentas lebih dari 33 lakon pertunjukan selama periode 2011 – 2019. Dan kreativitasnya tak berhenti di sana. Pada rentang waktu 2015 – 2017, Butet kembali menekuni bidang seni rupa melalui medium keramik yang kemudian digelar dalam pameran tunggal seni visual bertajuk “Goro Goro: Bhinneka Keramik” di Galeri Nasional pada 30 November – 12 Desember 2017. Butet juga turut mendirikan Yayasan Biennale Yogyakarta, Yayasan Umar Kayam dan Yayasan Bagong Kussudiarja yang diketuai sampai sekarang. Di tahun 2019 aktivitas Butet Kartaredjasa semakin bervariasi. Bersama Teater Gandrik, Butet Kartaredjasa menggelar pementasan “Para Pensiunan: 2049” pada 8-9 April 2019 di Taman Budaya Yogyakarta dan pada 25-26 April 2019 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta. Ia juga digandeng Mola TV untuk membawakan acara program kuliner bertajuk “Blusukan Butet”.

(gambar profil grafis wpap dari akun instagram @goespolo – dengan izin penayangan)