Pertumbuhan Stand Up Comedy di Indonesia, saat ini sungguh mencengangkan. Ditandai dengan banyaknya event di banyak tempat (cafe, resto, mal, kampus, hingga televisi) juga berbagai acara open mic dan penampilan para comics yang menyebar bagai virus kreatif yang terjadi di banyak kota-kota. Fenomena Stand Up Comedy yang kini terjadi memperlihatkan adanya pertumbuhan bentuk seni komedi yang lebih menarik, komedi yang menempatkan kecerdasan dan ketangkasan para personnya sebagai sebuah kekuatan penampilannya. Fenomena Stand Up Comedy ini sekaligus memperlihatkan adanya sebuah pertumbuhan kebudayaan yang tumbuh dengan budaya pop perkotaan.
Stand Up Comedy seperti memenuhi kebutuhan dan hasrat masyarakat perkotaan, terutama kelas menengah atas, akan munculnya bentuk seni pertunjukan yang lebih dekat dengan lingkungan artistik mereka. Berbagai kreatifitas yang diperlihatkan oleh para comics, melalui joke-joke yang dikembangkannya, membuat pentas-pentas atau penampilan para comics selalu ditunggu. Komunitas penonton dan penggemar para comics itu pun dengan sendirinya tumbuh. Dan ini sangat pontensial untuk dikembangkan, dengan cara menampilkan pertunjukan Stand Up Comedy yang kreatif dan variatif.
Itulah yang antara lain mendasari gagasan Stand Up Comedy yang dikemas dalam bentuk pertunjukan bergaya teater mengangkat lakon KOPER. Pertunjukan ini, tidak sekadar sebuah pertunjukan comic yang menampilkan para artisnya tampil satu persatu, sebagaimana biasanya. Pertunjukan KOPER ini, menjadi sebuah pertunjukan dimana delapan comic terpilih, yang telah memperlihatkan kualitas dan kemampuannya, tampil bersama, satu persatu, tetapi tiap penampilan mereka tersusun dalam sebuah alur cerita dan dramatik pertunjukan. Dimana perubahan-perubahan setting di panggung, mengikuti perubahan kisah yang dihadirkan oleh para comic yang tampil.
Delapan Comic Pendukung : Ernest, Sammy, Ryan, Soleh Solihun, Akbar, Boris Bokir, Miund, Sakdiyah