Dalam program Indonesia Kita kali ini, seniman multi talenta Sujiwo Tejo dipercaya menjadi sutradara Musikal Ludrukan Kartolo Mbalelo. Musikal yang menyuguhkan kekayaan seni wilayah Jawa Timur itu diperkuat oleh para seniman kenamaan semisal Cak Kartolo, Cak Lontong, Yu Ning, dan diperkuat bintang tamu seperti Pramono Anung, Mahfud MD, juga Inul Daratista.

“Menyutradarai musikal ini, tak bisa dipahami dalam konsep konvensional dimana saya menjadi dalang sementara para pemain harus mengikuti arahan. Setiap orang dalam pertunjukan ini memiliki gaya dan kekuatan mereka sendiri-sendiri. Di sini saya hanya berperan sebagai pengatur laku saja,”ujar Sujiwo Tejo ketika diwawancara tim Buletin Indonesia Kita beberapa waktu lalu.

Untuk membicarakan konsep pertunjukan Sujiwo Tejo bersama dengan Cak Sapari dan Ning Kastini datang khusus ke Surabaya untuk mendatangi bintang utama pertunjukan ini, Cak Kartolo.

Naskah pertunjukan punya warna politis yang amat kuat. Dan dalam draf awal naskah yang ditulis Agus Noor itu ,digambarkan bagaimana Kartolo yang jujur menolak mentah-mentah terlibat politik. Namun ketika dibicarakan dengan Cak Kartolo, ia menolak berbicara apapun tentang politik.

“Akhirnya kami harus mencari titik tengah. Mbalelonya Kartolo harus mengalami sedikit modifikasi,” ujar Sujiwo Tejo. Dalam cerita dikisahkan bahwa istri Kartolo yang diperankan Ning Kastini, mendesak agar suaminya mau terjun ke politik. Mbalelonya Kartolo kemudian kami bawa ke ranah domestik.Istrinya kemudian berubah pikiran soal terjunnya Kartolo ke bidang politik, sebab ternyata banyak sekali politisi yang suka main perempuan.” Untuk menyiasati kisah yang cukup kental berbau politik yang hendak disampaikan Sujiwo Tejo kemudian membelokkan peran ini kepada para pemain lainnya. “Saya mempercayakannya kepada Cak Lontong dan Cak Fatah. Ini sesuai dengan Cak Fatah yang memang aktif bergiat di politik, sudah beberapa kali pindah partai,” kata Sujiwo Tejo.