Gregorius Djaduk Ferianto lahir di Yogyakarta, 19 Juli 1964 sebagai bungsu keluarga Bagong Kussudiardja. Pada 1972, bapak lima anak ini serius mempelajari musik tradisional (gamelan), khususnya menabuh kendang. Selain itu, ia secara khusus pergi ke Jepang untuk mempelajari teknik olah pernapasan dalam memainkan alat musik tiup. Ilmunya di bidang musik pun semakin bertambah saat ia belajar musik di New York.

Sederet karya dan prestasi diraih nya, di antaranya Penata Musik Terbaik Piala Vidia Festival Sinetron Indonesia (1995), Pemusik Kreatif oleh PWI cabang Yogyakarta (1995), Nomine Festival Sinetron sebagai penata musik terbaik dalam film Di Balik Pusaran Awan (1996) serta memperoleh Grand Prize Unesco (2000), Sejak 2007 Djaduk Ferianto aktif sebagai Tim Kreatif Ngajogjazz, sebuah program perhelatan musik jazz bertaraf internasional yang diadakan setiap tahun di Yogyakarta. Dan sejak 2011 bersama Butet Kartaredjasa dan Agus Noor, Djaduk Ferianto menjadi Tim Kreatif Indonesia Kita.

Kesibukannya tahun ini diukir dengan menjadi sutradara pentas Teater Gandrik bertajuk “Para Pensiunan: 2049” yang digelar pada 8-9 April 2019 di Taman Budaya Yogyakarta dan pada 25-26 April 2019 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta.

(gambar profil grafis wpap dari akun instagram @roszyid_05 – dengan izin penayangan)