Ketika Majalah Times menulis bahwa rendang menjadi salah satu dari 50 masakan terlezat di dunia, pandangan masyarakat mulai memperhatikan secara saksama, apa keistimewaan masakan dari Minang. Selama ini, berbagai jenis masakan dari Sumatera Barat, selalu disebut sebagai masakan Padang, meski Padang hanyalah satu bagian dari tanah Minang yang sangat luas. Masakan Padang bisa dibilang sebagai masakan Indonesia yang paling mendunia. Di luar negeri sekalipun, contohnya di Amerika Serikat, masakan Padang bisa ditemukan di daerah Queens, New York. Di Indonesia pun, masakan Padang inilah yang terbilang paling survive dan ada di daerah mana pun. Bisa dikatakan, masakan Padang adalah masakan paling praktis, mudah ditemukan, dan menduduki tempat sebagai makanan cepat saji.
Tingkat penerimaan masyarakat di Indonesia – golongan mana pun – akan lebih bisa menerima masakan Padang. Lihatlah ketika dalam perjalanan, dan kemudian perut lapar dan bingung mencari makanan apa yang aman, maka restoran masakan Padang merupakan jawaban yang paling populer. “Yuk makan Padang aja” ajakan inilah yang paling netral ketika kita bingung mau makan apa dan kebetulan kita berada di wilayah yang kita tak pernah tahu seperti apa jenis kulinernya. Masakan Padang adalah jawaban yang paling aman. Keunggulan dan nilai survival dari masakan Padang ini mewakili karakter masyarakatnya yang gemar merantau. Masyarakat perantau memiliki karakter yang tangguh, ulet, dan tahan uji. Inilah yang tercermin dari rasa masakan Padang. Rasa gurih dan pedas yang begitu kuat dari masakan Padang seolah mewakili karakter masyarakatnya yang tegas dan tahan banting.
Pengolahan bumbu yang begitu banyak dan kaya pada masakan Padang, tak hanya berfungsi untuk menguatkan rasa, tapi juga menjadikan masakan Padang lebih tahan lama. Bagi mereka yang menyukai memasak, pastilah tahu bahwa bumbu dan rempah-rempah, juga berfungsi untuk mengawetkan makanan. Jadilah masakan Padang seperti rendang, bisa tahan berhari-hari untuk awet ketika dibawa merantau. Karakter masakan yang cukup tahan inilah yang menjadikan masakan Padang pada akhirnya mudah ditemukan di berbagai daerah dengan sejumlah penyesuaian. Rasa pedas masakan Padang yang asli di Bukittingi sana misalnya, tentu berbeda dengan masakan Padang di Pulau Jawa. Namun inilah kekhasan masakan tanah Minang ini. Penyesuaian adalah karakter masyarakat perantau yang menggambarkan kemampuan adaptifnya. Penyesuaian rasa ini pula yang juga dilatarbelakangi oleh ciri khas masakan Padang yang tak ribet sehingga bisa diolah oleh penduduk mana pun di Indonesia.
Seperti halnya masakan dari daerah nusantara lainnya, masakan Padang juga memiliki kategori makanan utama, makanan selingan, kue tradisional, dan aneka minuman khas. Ada pun bumbu yang biasa menjadi ciri khas masakan Padang adalah santan, untuk menjadikan masakan gurih dan legit. Kemudian cabe, yang digunakan untuk menghangatkan tubuh dan mengandung anti oksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang berasal dari lemak bahan baku makanan atau santan yang mengandung lemak jenuh. Kemudian bawang merah dan bawang putih yang juga digunakan untuk membuat masakan terasa gurih dengan perbandingan bahan 2:1. Bumbu lainnya antara lain adalah lengkuas, serai, jahe, dan kunyit yang mencegah gangguan pencernaan akibat penggunaan cabe merah dan cabe hijau. Setelah itu digunakan juga daun kunyit, daun jeruk, daun salam, dan daun mangkok sebagai pengharum masakan.
Ada beberapa jenis masakan Padang. Yang dibakar, biasanya berupa ikan panggang, ayam panggang, dan sate Padang. Kemudian yang direbus adalah asam padeh ayam, asam padeh daging. Untuk masakan gurih dari santan, ada kalio ayam, gulai ikan, gulai nangka, gulai kacang panjang. Di ajang Indonesia Kita kali ini, pengunjung akan mendapat sajian masakan Minang yang terangkai dari jenis kudapan hingga makanan utama. Antara lain Rendang Belut, Rendang Telur, Gulai Pakis Udang, Ketupat Pitalah, Lamang Tapai, Ampiang Dadiah, Sate Padang, Bareh Randang, Karupuak Sanjai, Bika, Kue Talam, Kampiun, Kopi Kawa, Tunjang, Ikan Gulai Asam Padeh, Gulai Usus, Pinyaram, dan Galamai.